314 halaman Di-crawl - saat ini tidak diindeks Halaman ini tidak diindeks atau ditayangkan di Google

Kalau kamu sering buka Google Search Console, pasti pernah ketemu laporan aneh: “Di-crawl, saat ini tidak diindeks”. Awalnya bikin bingung, karena artinya Google sudah mampir ke halaman kita, tapi entah kenapa tidak dimasukkan ke hasil pencarian. Bagi pemilik blog, ini rasanya seperti tamu yang datang ke rumah, lihat-lihat sebentar, lalu pergi tanpa pamit. Jadi wajar kalau muncul pertanyaan, kenapa kok artikel saya sudah dicrawl tapi nggak diindeks?

Pertama, mari kita pahami dulu proses kerja Google. Setelah sebuah artikel terbit, robot Google (Googlebot) akan merayapinya. Nah, kalau dianggap layak, halaman itu akan disimpan ke database indeks mereka. Tapi ternyata, tidak semua halaman otomatis masuk indeks. Google punya semacam “filter kualitas” yang menentukan apakah artikel layak tayang atau tidak. Jadi wajar kalau ada ratusan artikel yang sudah dicrawl, tapi akhirnya ditolak untuk masuk indeks.

Salah satu penyebab paling umum adalah konten tipis alias thin content. Bayangkan kamu menulis artikel cuma tiga atau empat baris, atau sekadar menyalin informasi yang sudah ada di mana-mana tanpa tambahan nilai. Google bisa menilai artikel seperti ini kurang bermanfaat. Misalnya, postingan berisi kata mutiara singkat atau catatan harian yang tidak memberi jawaban mendalam. Untuk kasus seperti ini, Google lebih memilih menahan artikel agar tidak masuk indeks.

Selain konten tipis, masalah duplikat juga jadi biang kerok. Kalau kamu sering menulis ulang hadits, lirik lagu, doa, atau teks dari buku tanpa variasi berarti, besar kemungkinan Google menemukan versi serupa di ribuan situs lain. Hasilnya, algoritma mereka akan memilih hanya menampilkan versi dari situs yang dianggap paling otoritatif. Situs kecil dengan otoritas rendah sering kali dikorbankan. Ini sebabnya banyak blog pribadi kebanjiran status “tidak diindeks”.

Faktor usia artikel juga berpengaruh. Banyak halaman lama, apalagi yang jarang diperbarui, bisa dianggap sudah basi. Google lebih suka menampilkan artikel yang segar, up-to-date, dan relevan dengan kebutuhan pencari informasi. Jadi kalau kamu punya artikel sejak 2015 dan isinya nggak pernah disentuh lagi, jangan kaget kalau sekarang masuk daftar “tidak diindeks”. Itu semacam sinyal halus dari Google: “tolong update kontenmu, ya.”

Masalah lain yang sering luput dari perhatian adalah struktur internal link. Google menilai penting tidaknya sebuah halaman juga dari seberapa banyak artikel lain yang menautkan ke sana. Kalau sebuah postingan terbit lalu dibiarkan sendirian tanpa ada link masuk dari artikel lain, maka Google menganggap halaman itu kurang penting. Ibaratnya, artikelmu sendirian di tengah hutan tanpa papan petunjuk. Wajar kalau akhirnya tidak diprioritaskan untuk indeks.

Lalu, bagaimana solusinya? Pertama-tama, lakukan audit konten. Coba cek daftar halaman yang tidak diindeks. Kalau memang isinya cuma satu-dua paragraf atau hasil copy-paste, lebih baik dihapus atau beri tag noindex. Dengan begitu, kamu membantu Google mengenali bahwa situsmu hanya berisi artikel yang benar-benar bermanfaat. Ingat, kualitas jauh lebih penting daripada kuantitas dalam urusan SEO.

Langkah kedua, perbarui artikel lama. Jangan biarkan postingan yang sudah usang terbengkalai. Tambahkan informasi baru, perpanjang penjelasan, dan sertakan data pendukung. Kalau ada artikel tentang “cara isi pulsa tahun 2017”, misalnya, ubah dengan informasi terbaru sesuai kondisi sekarang. Google sangat suka dengan konten segar yang relevan. Kadang, hanya dengan update kecil, artikel bisa langsung berubah status dari tidak diindeks menjadi terindeks.

Selain itu, jangan lupa manfaatkan internal linking. Hubungkan artikel lama dengan artikel baru menggunakan anchor text yang sesuai. Misalnya, kalau kamu sedang menulis tentang tips motivasi, jangan ragu untuk menautkan ke artikel lain yang masih satu tema. Dengan begitu, Google akan lebih mudah menilai struktur websitemu. Internal link yang kuat membantu meningkatkan kesempatan artikel lama ikut terindeks.

Terakhir, jangan buru-buru panik kalau jumlah artikel terindeks lebih sedikit dari total postingan. Itu normal, apalagi untuk blog besar dengan ribuan halaman. Justru ini kesempatan untuk membersihkan konten dan fokus pada kualitas. Ingat, lebih baik punya 600 artikel yang benar-benar tampil di Google dan mendatangkan pengunjung, daripada 1500 artikel tapi setengahnya hanya jadi “arsip tak terlihat”. Jadi, anggap status “di-crawl tapi tidak diindeks” sebagai alarm, bukan hukuman. Alarm itu memberitahu bahwa sudah saatnya memperbaiki rumah konten kita.

Berikut ini Armaila sertakan 314 halaman Di-crawl - saat ini tidak diindeks Halaman ini tidak diindeks atau ditayangkan di Google Dimulai: 16/09/2025 dan hasil Gagal: 20/09/2025 walaupun yang dinyatakan di-crawl namunt tidak diindeks adalah 1,14 rb halaman namun yang valid hanyalah 314 artikel seperti yang terlihat pada link berikut ini.

Menu Melayang

314 halaman Di-crawl - saat ini tidak diindeks Halaman ini tidak diindeks atau ditayangkan di Google

MAU HEMAT PULSA

untuk dipakai sendiri atau cari cuan dengan jualan lagi?

Postingan Terkait

Formulir Kontak

RANDOM POST

PopUp

mobile setting

Open New Tab Url Untuk Sekali Klik

Footer

WhatsApp Chat Melayang

Iklan