Jangan Gadaikan Cinta | Tanoh Gayo

ARMAILA.com [Jangan Gadaikan Cinta | Tanoh Gayo] - Oleh: Bahtiar Gayo Waspada
13 September ·

Jangan Gadaikan Cinta !!!


Jangan kau gadaikan cinta di hatimu. Ketika Anda sudah melawan nurani, berarti Anda sudah membuka jurang kehancuran.

Mencintai dengan tulus itu sangatlah berat, namun akan indah bila kita mampu melakukanya. Misalnya mencintai Tuhan, pasangan hidup, keturunan, harta benda sampai ke negeri tanah leluhur.

Jangan Gadaikan Cinta | Tanoh Gayo

Cinta yang tulus itu menjaga keseimbangan, tahu hak dan kewajiban. Bila kita mencintainya tidak tulus, karena ada kepentingan, siap siaplah pada saatnya Anda akan menuai prahara.

Bagaimana Anda mencintai negeri ini? Apakah Anda hanya menuntut hak, sementara lupa akan kewajiban?

Saya jadi teringat era 70- 90 an. Di Gayo pada masa ini, semangat mencintai negeri sangat tinggi. Cinta dan rasa memiliki, telah membuat manusia mau berkorban. Apapun akan dilakukan untuk tanah leluhurnya.

Saya turut merasakan bagaimana semangat membangun negeri karena dilandasi cinta, penuh kasih sayang itu.

Bagaimana ihlasnya pendahulu Gayo yang mau berkorban. Mereka bukan hanya mau menyisakan waktu, namun mau berkorban tenaga dan pikiran bahkan harta benda, demi Gayo.

Semangat kebersamaan dalam bergotong royong membangun negeri ini, sudah mereka tunjukan. Membangun rumah sekolah misalnya, jembatan, jalan, masjid, menasah, semuanya dilakukan dengan pengorbanan yang tinggi.

Pendahulu Gayo memiliki cinta yang tinggi untuk negeri ini. Mengapa sekarang ini semangat mencintai negeri ini memudar. Bukan cinta yang hilang, namun karena hati kita dibalut kepentingan, rasa cinta itu kita hilangkan.

Saya jadi teringat bagaimana klub didong di Gayo berjuang ihlas untuk negeri. Ketika rumah sekolah, masjid, jalan, jembatan, membutuhkan dana pembangunan, tepukan tangan dan kanvas serta alunan suara sang ceh menjadi ujung tombak pembangunan.

Klub didong ini tidak mendapatkan bayaran yang sebanding dengan energy yang mereka keluarkan semalam suntuk. Walau tubuh mereka lelah, bahkan harus meninggalkan pekerjaan, butuh waktu memulihkan stamina. Namun mereka ihlas melakukan untuk negeri ini.

Sudah menjadi catatan sejarah, tak mampu dihitung, berapa sudah bangunan sekolah, jembatan, jalan, menasah yang disumbangkan oleh klub didong yang ada di Gayo.

Mengapa para pendahulu Gayo mau berkorban demi tanah leluhurnya? Semuanya karena rasa memiliki, karena cinta. Mengapa sekarang ini semangat itu sudah memudar, dapat dihitung dengan jari manusia yang ihlas melakukanya.

Apakah kita kehilangan cinta? Tidak, cinta itu tidak pernah hilang. Hanya saja kita menggadaikanya karena lebih mengutamakan kepentingan pribadi.

Apakah Anda termasuk manusia yang menggadaikan cinta untuk membela kepentingan pribadi, rabalah dada Anda, tanya ke relung yang dalam, di sana Anda akan menemukan jawaban yang jujur.

Sumber: Facebook Bahtiar Gayo Waspada


Mau support lewat mana?

Terbantu dengan artikel ini? Ayo balas dengan Support Kami. Tekan tombol merah!
© ARMAILA.com. All rights reserved. Developed by Saifullah.id