Bejantar Mungenal Ries - Tradisi Bejantar di Gayo

Sebelum benten penjerangen selesai, para pemuda juga sudah bersiap-siap untuk mencari sayur beberapa alat pun di siapkan diantaranya parang dan karung

Bejantar Mungenal Ries - Tradisi Bejantar di Gayo | SEJAK pagi sehari sebelum dilaksanakan kegiatan besinte (kenduri, hajatan-red) seperti Turun Mandi (Turun Mani), Sunat Rasul (Jelisen), Pernikahan (Mungerje), para pemuda diperkampungan di Tanoh Gayo berkumpul untuk ikut serta membantu pihak yang besinte salah satunya untuk membuat tempat memasak (benten Penjerangen).

Setelah rampung benten penjerangen para ibu-ibu biasanya duduk berdiskusi membahas sayur apa yang akan dimasak untuk menu makanan di acara esok harinya.

Yang mengadakan acara tersebut atau Urang Gayo sering menyebutnya Empu Ni Sinte sebelumnya telah mengabarkan kepada masyarakat kampung untuk mengadakan acara sekaligus guna untuk meminta izin mengambil sayur-mayur yang ada di kebun masyarakat dalam satu desa tersebut.

Sebelum benten penjerangen selesai, para pemuda juga sudah bersiap-siap untuk mencari sayur beberapa alat pun di siapkan diantaranya parang dan karung wadah sayur-mayur yang telah dikumpulkan. Para pemuda berduyun-duyun sampai 10 (sepuluh) orang atau lebih beranjak menyusuri kebun satu dan yang lainnya mencari sayur-mayur (Bejantar:Gayo)

Para pemuda secara berombongan menyelusuri jalanan perkebunan masyarakat. Mereka Bejantar untuk bekal acara yang diadakan Empu Ni Sinte.

Bejantar merupakan kebiasaan Urang Gayo, yang sering melakukan hal ini adalah pemuda (bebujang). Hal ini secara turun-temurun dilakukan sejak nenek moyang yang diwariskan kepada anak cucunya dilaksanakan setiap diadakan acara kenduri atau hajatan di perkampungan Tanoh Gayo.

Urang Gayo dalam suatu kampung umumnya  menggantungkan hidup pada perkebunan kopi dan dibatas perkebunan umumnya ditanami tumbuhan-tumbuhan palawawija dan hortikultura seperti Ubi, Pepaya dan Nangka. Tumbuhan inilah yang kumpulkan oleh pemuda.

Biasanya, sayur-mayur (Jantar) yang akan di ambil tergantung pesanan ibu-ibu yang akan memasaknya barulah Bebujang bersama-sama mengambil sayur-mayur tersebut, diantaranya Jantar Ries, Nangka, Tuis, daun dan buah labu Jepang, Ulung Gadong, Ulung Pertek, Bunge Pertek dan Terpuk.   

Kebiasaan bebujang dalam satu desa sebenarnya masih sangat kental yang mewarnai kehidupan Urang Gayo kebiasaan ini dapat dimaknai dengan “kerja sama” juga ada pesan penting dalam kegiatan Bejantar ini saling tolong menolong dan meringankan beban Empu Ni Sinte.

Di kawasan dataran tinggi Gayo, tradisi Bejantar ini masih dipegang teguh

Sumber: LintasGayo



Mau support lewat mana?

Terbantu dengan artikel ini? Ayo balas dengan Support Kami. Tekan tombol merah!

Posting Komentar

© ARMAILA.com. All rights reserved. Developed by Saifullah.id