Hadits Arbain Nawawi Ke 12 Tentang Meninggalkan Yang Tidak Bermanfaat
Terjemah dan Syarah Hadits Arbain Nawawi Ke 12 Tentang Meninggalkan Yang Tidak Bermanfaat
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, ia berkata : "Telah bersabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam : "Sebagian dari kebaikan keislaman seseorang ialah meninggalkan sesuatu yang tidak berguna baginya" ".
[Tirmidzi no. 2318, Ibnu Majah no. 3976]
Setiap muslim tentu mendambakan keislaman yang sempurna. Kita berusaha memperbaiki ibadah, akhlak, dan hubungan dengan sesama. Namun, sering kali kesempurnaan Islam tidak hanya terletak pada seberapa banyak amal ibadah yang dikerjakan, melainkan juga pada kemampuan menahan diri dari perkara yang sia-sia.
Inilah pesan agung dari hadits Arbain Nawawi ke-12. Hadits ini singkat, namun oleh para ulama dinilai sebagai salah satu kaidah besar dalam agama. Bahkan Imam Abu Dawud menegaskan: “Ada empat hadits yang menjadi pokok ajaran Islam, dan salah satunya adalah hadits ini.”
Makna Hadits
1. Husn al-Islam (Kebaikan Islam)
“Husn al-Islam” berarti kesempurnaan, keindahan, dan kualitas Islam seseorang. Islam bukan hanya sekadar syahadat, shalat, puasa, zakat, atau haji. Lebih dari itu, ia mencakup akhlak, adab, dan manajemen hidup.
Semakin seseorang meninggalkan hal-hal yang sia-sia, semakin indah dan baik pula Islamnya.
2. Tarku ma la ya‘nihi (Meninggalkan yang Tidak Berguna)
Frasa ini mencakup segala sesuatu yang tidak memberi manfaat bagi agama, dunia, atau akhirat seseorang.
-
Jika ucapan → jangan membicarakan gosip, fitnah, debat kusir.
-
Jika perbuatan → jangan menghabiskan waktu dengan aktivitas yang melalaikan.
-
Jika pikiran → jangan memenuhi hati dengan iri, dengki, atau angan-angan kosong.
Pandangan Para Ulama
Imam Malik dan Kisah Luqman
Imam Malik meriwayatkan bahwa seseorang pernah bertanya kepada Luqman al-Hakim:
“Apa yang membuatmu mencapai derajat seperti ini?”
Luqman menjawab: “Berkata benar, menunaikan amanat, dan meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat bagiku.”
Imam Hasan al-Bashri
Beliau berkata: “Tanda Allah berpaling dari seseorang adalah ketika orang itu sibuk dengan hal-hal yang tidak bermanfaat bagi akhiratnya.”
Imam Abu Dawud
Menurut beliau, hadits ini merupakan salah satu dari empat fondasi besar Islam. Artinya, jika seorang muslim mengamalkan hadits ini, maka ia akan terbimbing untuk menggunakan waktunya dengan baik dan tidak terjebak dalam kesia-siaan.
Contoh Aplikasi dalam Kehidupan
1. Menjaga Lisan
-
Tidak membicarakan aib orang.
-
Tidak memperbanyak kata-kata sia-sia.
-
Memilih diam jika tidak ada manfaat dalam berbicara.
Rasulullah ﷺ bersabda: “Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata yang baik atau diam.” (HR. Bukhari dan Muslim).
2. Mengelola Waktu
-
Menghindari berlama-lama nongkrong tanpa tujuan.
-
Mengatur jadwal agar produktif untuk belajar, bekerja, atau ibadah.
-
Tidak larut dalam hiburan berlebihan yang membuat lalai.
3. Menggunakan Media Sosial
-
Tidak ikut menyebarkan berita hoaks atau gosip artis.
-
Mengisi timeline dengan hal-hal bermanfaat: kajian, berita positif, ilmu.
-
Membatasi waktu scrolling agar tidak membuang kesempatan beramal.
4. Mengendalikan Pikiran
-
Tidak menghabiskan energi untuk iri pada rezeki orang lain.
-
Fokus pada pengembangan diri.
-
Menjaga hati agar tetap lapang dan bersih.
Hikmah dan Pelajaran
-
Islam itu fokus dan praktis. Seorang muslim diarahkan untuk mengisi hidup dengan hal-hal penting saja.
-
Diam itu emas. Kadang, meninggalkan omongan yang tidak bermanfaat lebih mulia daripada bicara panjang.
-
Produktivitas seorang muslim. Semakin ia menjaga waktu dari hal-hal sia-sia, semakin tinggi kualitas hidupnya.
-
Tazkiyatun Nafs (Penyucian Jiwa). Meninggalkan yang tidak bermanfaat adalah jalan membersihkan hati.
Relevansi di Zaman Modern
Di era digital, hadits ini semakin terasa penting. Kita hidup dalam banjir informasi. Hampir setiap menit ada notifikasi, berita viral, dan tren baru.
Tanpa disadari, banyak orang tenggelam dalam aktivitas yang tidak bermanfaat:
-
Menyibukkan diri dengan komentar di media sosial.
-
Berjam-jam menonton konten hiburan yang berlebihan.
-
Mengikuti perdebatan politik atau gosip selebriti tanpa hasil nyata.
Hadits ini mengajarkan: tanyakan pada diri kita sebelum melakukan sesuatu → “Apakah ini berguna untuk dunia dan akhiratku?”
Penutup
Hadits Arbain Nawawi ke-12 adalah pedoman besar dalam Islam. Pesannya jelas: kesempurnaan Islam seseorang terlihat dari kemampuannya meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat.
Dengan menerapkannya:
-
Lisan kita lebih terjaga.
-
Waktu kita lebih bernilai.
-
Hati kita lebih bersih.
-
Hidup kita lebih fokus menuju ridha Allah.
Semoga Allah memberi taufik agar kita mampu mempraktikkan hadits ini dalam kehidupan sehari-hari.