KERAJAAN MUGHAL DI INDIA - MASA TIGA KERAJAAN BESAR ISLAM (1500 - 1800 M) - Sejarah Peradaban Islam

Sejarah Peradaban Islam - KERAJAAN MUGHAL DI INDIA  - MASA TIGA KERAJAAN BESAR ISLAM (1500 - 1800 M) | Kerajaan Mughal berdiri seperempat abad sesudah berdirinya kerajaan Safawi. Jadi, di antara tiga kerajaan besar Islam tersebut, kerajaan inilah yang termuda. Kerajaan  Mughal bukanlah kerajaan Islam pertama di anak benua India. Awal kekuasaan Islam di wilayah India terjadi pada masa Khalifah Al-Walid, dari dinasti Bani Umayyah. Penaklukan wilayah ini dilakukan oleh tentara Bani Umayyah di bawah pimpinan Muhammad ibn Qasim.

KERAJAAN MUGHAL DI INDIA  - MASA TIGA KERAJAAN BESAR ISLAM (1500 - 1800 M) - Sejarah Peradaban Islam

Pada fase desintegrasi, dinasti Ghaznawi mengembangkan kekuasaannya di India di bawah pimpinan Sultan Mahmud dan pada tahun 1020 M, ia berhasil menaklukkan hampir semua kerajaan Hindu di wilayah ini, sekaligus mengislamkan sebagian masyarakatnya. Setelah dinasti Ghaznawi hancur, muncul dinasti-dinasti kecil seperti Mamluk (1206-1290 M), Khalji (1296-1316 M), Tuglug (1320-1412 M), dan dinasti-dinasti lain.


Kerajaan Mughal di India dengan Delhi sebagai ibu kota, didirikan oleh Zahiruddin Babut (1482 -1530 M), salah satu dari cucu Timur Lenk. Ayahnya bernama Umar Mirza, penguasa Ferghana. Babur mewarisi daerah Ferghana dari orang tuanya ketika ia masih berusia 11 tahun. Ia berambisi dan bertekad akan menaklukkan Samarkand yang menjadi kota penting di Asia Tengah pada masa itu. Pada mulanya, ia mengalami kekalahan tetapi karena mendapat bantuan dari Raja Safawi, Ismail I akhirnya berhasil menaklukkan Samarkand tahun 1494 M. Pada tahun 1504 M, ia menduduki Kabul, ibu kota Afghanistan. 

Setelah Kabul dapat ditaklukkan, Babur meneruskan ekspansinya ke India; Kala itu Ibrahim Lodi, penguasa India, dilanda krisis, sehingga stabilitas pemerintahan menjadi kacau. Alam Khan; paman dari Ibrahim Lodi,. bersama-sama Daulat Khan, Gubernur Lahore, mengirim utusan ke Kabul, meminta bantuan Babur untuk menjatuhkan pemerintahan Ibrahim di Delhi. Permohonan itu langsung diterimanya. Pada tahun 1525 M, Babut berhasil menguasai Punjab dengan ibu kotanya Lahore. Setelah itu; ia memimpin tentaranya menuju Delhi. Pada tanggal 21 April  1526 M, terjadilah pertempuran yang dahsyat di Panipat. Ibrahim beserta ribuan tentaranya terbunuh dalam pertempuran itu. Babur memasuki kota Delhi sebagai pemenang dan menegakkan pemerintahannya di sana. Dengan dimikian, berdirilah Kerajaan Mughal di India.  


Setelah kerajaan Mughal berdiri, raja-raja Hindu di seluruh India menyusun angkatan perang yang besar untuk menyerang Babur. Namun, pasukan Hindu ini dapat dikalahkan Babur. Sementara itu, di Afghanistan masih ada golongan yang setia kepada keluarga Lodi. Mereka mengangkat adik kandung Ibrahim Lodi, Mahmud, menjadi Sultan. Tetapi, Sultan Mahmud Lodi dengan mudah dikalahkan Babur dalam pertempuran dekat Gogra  tahun 1529 M. Pada tahun 1530 M, Babur meninggal dunia dalam usia 48 tahun setelah memerintah selama 30 tahun, dengan meninggalkan kejayaan-kejayaan yang cemerlang. Pemerintahan selanjutnya dipegang oleh anaknya Humayun. 

Humayun, putra sulung Babur, dalam melaksanakan pemerintahan banyak menghadapi tantangan. Sepanjang masa kekuasaannya selama sembilan tahun (1530-1539 M) negara tidak pernah aman; Ia senantiasa berperang melawan musuh. Di antara tantangan yang muncul adalah pemberontakan Bahadur Syah, penguasa Gujarat yang memisahkan diri dari Delhi. Pemberontakan ini dapat dipadamkan. Bahadur Shah melarikan diri dan Gujarat dapat dikuasai. Pada tahun 1540 M teijadi pertempuran dengan Sher Khan di Kanauj. Dalam pertempuran ini Humayun mengalami kekalahan. Ia terpaksa melarikan diri ke Kandahar dan selanjutnya ke Persia. Di Persia ia menyusun kembali tentaranya. Kemudian, dari sini ia menyerang musuh-musuhnya dengan bantuan raja Persia, .Tahmasp; Humayun dapat mengalahkan Sher Khan Shah setelah hampir 15 tahun berkelana meninggalkan Delhi. Ia kembali ke India dan menduduki tahta kerajaan Mughal pada tahun 1555 M. Setahun setelah itu (1556 M.), ia meninggal dunia karena terjatuh dari tangga perpustakaannya, Din Panah.

Humayun digantikan oleh anaknya, Akbar, yang berusia 14 tahun. Karena ia masih muda maka urusan kerajaan diserahkan . kepada Bairam Khan, seorang Syi'i. Pada masa akbar inilah kerajaan  Mughal mencapai masa keemasannya. 


Di awal masa pemerintahannya, Akbar menghadapi pemberontakan sisa-sisa keturunan Sher Khan Shah yang masih berkuasa di Punjab. Pemberontakan yang mengancam kekuasaan Akbar adalah pemberontakan yang dipimpin oleh Himu yang menguasai GWalior dan Agra. Pasukan pemberontak itu berusaha memasuki kota Delhi. Bairam Khan menyambut kedatangan pasukan tersebut, sehingga terjadilah peperangan yang dahsyat, yang disebut Panipat II pada tahun 1556 M Himu dapat dikalahkan. Ia ditangkap, kemudian dieksekusi. Dengan demikian, Agra dan Gwalior dapat dikuasai penuh.  

Setelah Akbar dewasa ia berusaha menyingkirkan Bairam Khan yang sudah mempunyai pengaruh sangat kuat dan terlampau memaksakan kepentingan aliran Syi'ah. Bairam Khan memberontak, tetapi dapat dikalahkan oleh Akbar di Jullandur tahun 1561 M. Setelah persoalan-persoalan dalam negeri dapat diatasi, Akbar mulai menyusun program ekspansi. Ia berhasil menguasai Chundar, Ghond, Chitor, Ranthabar, Kalinjar, Gujarat, Surat, Bihar, Bengal, Kashmir, Orissa, Deccan, Gawilgarh, Narhala, Ahmadnagar, dan Asirgah.  5 Wilayah yang sangat luas itu diperintah dalam suatu pemerintahan militeristik.  

Dalam pemerintahan militeristik tersebut, sultan adalah penguasa diktator, pemerintahan daerah dipegang oleh seorang sipah salar (kepala komandan), sedang subdistrik dipegang oleh  faujdar (komandan). Jabatan-jabatan sipil juga diberi jenjang kepangkatan yang bercorak kemiliteran. Pejabat-pejabat itu memang diharuskan mengikuti latihan kemiliteran. . 


Akbar juga menerapkan apa yang dinamakan dengan politik sulakhul (toleransi universal). Dengan politik ini, semua rakyat India dipandang sama. Mereka tidak dibedakan karena perbedaan etnis dan agama. 

Kemajuan yang dicapai Akbar masih dapat dipertahankan oleh tiga sultan berikutnya, yaitu Jehangir (1605-1628 M). Syah Jehan (1628l 658 M), dan Aurangzeb (165 8-1707 M). Tiga sultan penerus Akbar ini memang terhitung raja-raja yang besar dan kuat. Setelah itu, kemajuan kerajaan Mughal tidak dapat dipertahankan oleh raja-raja berikutnya. 

Kemantapan stabilitas politik karena sistem pemerintahan yang diterapkan Akbar membawa kemajuan dalam bidang-bidang yang lain. Dalam bidang ekonomi, kerajaan Mughal dapat mengembangkan program pertanian, pertambangan, dan perdagangan. Akan tetapi, sumber keuangan negara lebih banyak bertumpu pada sektor pertanian. Di sektor pertanian ini, komunikasi antara pemerintah dan petani diatur dengan baik. Pengaturan itu didasarkan atas lahan pertanian. 

Deh, merupakan unit lahan pertanian terkecil. Beberapa deh tergabung dalam pargana (desa). Komunitas petani dipimpin oleh seorang mukaddam. Melalui para mukaddam itulah pemerintah berhubungan dengan petani. Kerajaan berhak atas sepertiga dari hasil pertanian di negeri itu. Hasil pertanian kerajaan  Mughal yang terpenting ketika itu adalah biji-bijian, padi, kacang, tebu, sayur-sayuran, rempah-rempah, tembakau, kapas, nila, dan bahan-bahan celupan.


Di samping untuk kebutuhan dalam negeri, hasil pertanian itu diekspor ke Eropa, Afrika, Arabia, dan Asia Tenggara bersamaan dengan hasil kerajinan, seperti pakaian tenun dan kain tipis bahan gordiyn yang banyak diproduksi di Gujarat dan Bengal. Untuk meningkatkan produksi, Jehangir mengizinkan Inggris (1611 M) dan Belanda (1617 M) mendirikan pabrik pengolahan hasil pertanian di Surat. 

Bersamaan dengan majunya bidang ekonomi, bidang seni dan budaya juga berkembang. Karya seni yang menonjol adalah karya sastra gubahan penyair istana, baik yang berbahasa Persia maupun berbahasa India. Penyair India yang terkenal adalah Malik Muhammad Jayazi, seorang sastrawan sufi yang menghasilkan karya besar berjudul Padmavat, sebuah karya alegoris yang mengandung pesan kebajikan jiwa manusia. Pada masa Aurangzeb, muncul seorang sejarawan bernama Abu Fadl dengan karyanya Akhbar Nama dan Aini Akhbari, yang memaparkan sejarah kerajaan Mughal berdasarkan figur pemimpinnya.


Karya seni yang masih dapat dinikmati sekarang dan merupakan karya seni terbesar yang dicapai kerajaan Mughal adalah karya-karya arsitektur yang indah dan mengagumkan. Pada masa Akbar dibangun istana Fatpur Sikri di Sikri, vila, dan masjid masjid yang indah. Pada masa Syah Jehan, dibangun masjid berlapiskan mutiara dan Taj Mahal di Agra, Masjid Raya Delhi dan istana indah di Lahore. 


Mau support lewat mana?

Terbantu dengan artikel ini? Ayo balas dengan Support Kami. Tekan tombol merah!
© ARMAILA.com. All rights reserved. Developed by Saifullah.id