DINASTI DINASTI YANG MEMERDEKAKAN DIRI DARI BAGHDAD - Sejarah Peradaban Islam Badri Yatim

DINASTI DINASTI YANG MEMERDEKAKAN DIRI DARI BAGHDAD - Sejarah Peradaban Islam Badri Yatim | Disintegrasi dalam bidang politik sebenamya Sudah mulai terjadi di akhir zaman Bani Umayyah. Akan tetapi, berbicara tentang politik Islam dalam lintasan sejarah, akan terlihat perbedaan antara pemerintahan Bani Umayyah dengan pemerintahan Bani Abbas. 

DINASTI DINASTI YANG MEMERDEKAKAN DIRI DARI BAGHDAD pertanyaan tentang masa disintegrasi  masa disintegrasi dalam bidang politik dalam sejarah kebudayaan dan peradaban islam dimulai ketika  munculnya dinasti-dinasti dalam islam  masa disintegrasi 1000 1250 m pdf  disintegrasi dalam bidang politik sebenarnya sudah mulai terjadi di akhir zaman  di zaman abbasiyah wilayah yang sama sekali tidak pernah diakui menjadi bagian abbasiyah adalah  jurnal masa disintegrasi  dinasti dinasti islam yang muncul bersamaan melemahnya dinasti abbasiyah

Wilayah kekuasaan Bani Umayyah, mulai dari awal berdirinya sampaj masa keruntuhannya, sejajar dengan batas batas wilayah kekuasaan Islam. Hal ini tidak seluruhnya benar untuk diterapkan pada pemeiintahan Bani Abbas. Kekuasaan dinasti ini tidak pernah diakui di Spanyol dan seluruh Afrika Utara, kecuali Mesir yang bersifat sebentar-sebentar dan kebanyakan bersifat nominal. 

Bahkan, dalam kenyataannya, banyak daerah tidak dikuasai khalifah. Secara riil, daerah-daerah itu berada di bawah kekuasaan gubernur-gubernur propinsi bersangkutan. Hubungannya dengan khilafah ditandai dengan pembayaran upeti.

Ada kemungkinan bahwa para khalifah Abbasiyah sudah cukup puas dengan pengakuan nominal dari propinsi-propinsi tertentu, dengan pembayaran upeti itu. Alasannya, pertama, mungkin para khalifah tidak cukup kuat untuk membuat mereka tunduk kepadanya, kedua, penguasa Bani Abbas lebih menitikberatkan pembinaan peradaban dan kebudayaan daripada politik dan ekspansi.

Akibat dari kebijaksanaan yang lebih menekankan pembinaan peradaban dan kebudayaan Islam dari persoalan politik itu, provinsi-provinsi tertentu dipinggiran mulai lepas dari genggaman penguasa Bani Abbas. Ini bisa terjadi dalam salah satu dari dua cara: pertama, seorang pemimpin lokal memimpin suatu pemberontakan dan berhasil memperoleh kemerdekaan penuh, seperti daulat Umayyah di Spanyol dan Idrisiyah di Marokko. Kedua, seseorang yang ditunjuk menjadi gubernur oleh khalifah, kedudukannya semakin bertambah kuat, seperti daulat Aghlabiyah di Tunisia dan Thahiriyyah di Khurasan.

Kecuali Bani Umayyah di Spanyol dan Idrisyyah di Marokko, provinsi-provinsi itu pada mulanya tetap patuh membayar upeti selama mereka menyaksikan Baghdad stabil dan khalifah mampu mengatasi pergolakan~pergolakan yang. muncul. Namun, pada saat wibawa khalifah sudah memudar, mereka melepaskan diri dari kekuasaan Baghdad. Mereka bukan saja menggerogoti kekuasaan khalifah, tetapi beberapa di antaranya bahkan berusaha menguasai khalifah itu sendiri.

Menurut Watt, sebenarnya keruntuhan kekuasaan Bani Abbas mulai terlihat sejak awal abad kesembilan. Fenomena ini mungkin bersamaan dengan datangnya pemimpin-pemimpin yang memiliki kekuatan militer di provinsi-provinsi tertentu yang membuat mereka benar-benar independen. Kekuatan militer Abbasiyah waktu itu mulai mengalami kemunduran. Sebagai gantinya, para penguasa Abbasiyah mempekerjakan orang-orang profesional di bidang kemiliteran, khususnya tentara Turki dengan sistem perbudakan baru seperti  diuraikan di atas. 

Pengangkatan anggota militer Turki ini, dalam perkembangan selanjutnya teinyata, menjadi ancaman besar terhadap kekuasaan khalifah. Apalagi, pada periode pertama pemerintahan dinasti Abbasiyah, ,sudah muncul fanatisme kebangsaan berupa gerakan syu’ubiyah’ (kebangSaan/anti Arab). Gerakan inilah yang banyak memberikan inspirasi terhadap gerakan politik, di samping persoalan persoalan keagamaan. Tampaknya, para khalifah tidak sadar akan bahaya politik dari fanatisme kebangsaan dan aliran keagamaan itu, sehingga, meskipun dirasakan dalam hampir semua segi kehidupan, seperti dalam kesusastraan dan karya-karya ilmiah, mereka tidak bersungguh sungguh menghapuskan fanatisme tersebut, bahkan ada di antara mereka yang justru melibatkan diri dalam konflik kebangsaan dan keagamaan itu. 

Dinasti dinasti yang lahir dan melepaskan diri dari kekuasaan Baghdad pada masa khilafah Abbasiyah, diantaranya adalah:

l.  Yang berbangsa Persia: 

  • Thahiriyyah di Khurasan, (205-259 H/820-872 M).
  • Shafariyah di Fars, (254-290 H/868-901 M).
  • Samaniyah di Transoxania, (261-389 H/873-998 M)
  • Sajiyyah di Azerbaijan, (266-318 H/878-930 M)
  • Buwaihiyyah, bahkan menguasai Baghdad, (320-447 H/ 932-1055 M). 


2.  Yang berbangsa Turki:

  • Thuluniyah di Mesir, (254-292 H/837-903 M).
  • Ikhsyidiyah di Turkistan, (320-560 H/932-l 163 M)
  • Ghaznawiyah di Afghanistan, (351-585 H/962-1189 M)
  • Dinasti Seljuk dan cabang-cabangnya:

1) Seljuk besar atau seljuk Agung, didirikan 'oleh Rukn Al-Din Abu Thalib Tuqhrul Bek ibn Mikail ibn Seljuk ibn Tuqaq. Seljuk ini menguasai Baghdad dan memerintah selama sekitar 93 tahun (429-5221-1/1037-1127 M)
2) Seljuk Kirman di Kirman, (433583 H/l040-1187 M).
3) Seljuk Syria atau Syam di Syria, (48751 1 H/1094-1117M) 
4) Seljuk Irak di Irak dan Kurdistan, (511-590 11/1117-1194 M). 
5) Seljuk Rum atau Asia kecil di Asia Kecil, (470-700 HI1077-1299 M)

3. Yang herbangsa Kurdi:’

  •  Al-Banuqani. (348-406 H/959-1015 M).
  •  Abu Ali. (380-489 HI990-1095 M).
  •  Ayubiyah. (564-648 H/l 167-1250 M).


4. Yang berbangsa Arab“

  • Idrisiyyah di Marokko. (172-375 M88385 M).
  • Aghlabiyyah di Tunisia (184-289 H/800-900 M).
  • Dulafiyah di Kurdistan. (210-285 H/825-898 M).
  • Alawiyah di Tabaristan, (250-316 H/864-928 M).
  • Hamdaniyah di Aleppo dan Maushil, (317-394 11/929-1002 M).
  • Mazyadiyyah di Hillah, (403-545 H! 101 1-1 150, M).
  • Ukailiyyah di Maushil. (386-489 H/996-1095 M).
  • Mirdasiyyah di Aleppo, (414-472 H/10231079 M).


5. Yang mengaku dirinya sebagai khilafah:

  • Umawiyah di Spanyol
  • Falhimiyah di Mesir.


Dari latar belakang dinasti-dinasti itu, nampak jelas adanya persaingan antarbangsa. terutama antara Arab, Persia, dan Turki. Di samping latar belakang kebangsaan, dinasti-dinasti itu juga dilatarbelakangi paham keagamaan, ada yang berlatar belakang syi‘ah. ada yang Sunni.

Faktor-faktor penting yang menyebabkan kcmunduran Bani Abbas pada period: ini, sehingga banyak daerah memerdekakan diri. adalah:

  1. Luasnya wilayah kekuasaan daulat Abbasiyah sementara komunikasi pusat dengan daerah sulit dilakukan. Bersamaan dengan itu. tingkat saling percaya di kalangan para penguasa dan pelaksana pemerintahan sangat rendah.
  2. Dengan profesionalisasi angkatan bersenjata, ketcrgantungan khalifah kepada mereka sangat tinggi.
  3. Keuangan negara sangat sulit karena biaya yang dikeluarkan untuk tentara bayaran sangat besar. Pada saat kekuatan militer menurun, khalifah tidak sanggup memaksa pengiriman pajak ke Baghdad.


Mau support lewat mana?

Terbantu dengan artikel ini? Ayo balas dengan Support Kami. Tekan tombol merah!
© ARMAILA.com. All rights reserved. Developed by Saifullah.id