Uzbek-Turkish TV series 'Mendirman Jaloliddin'

“Berbahagialah ayah yang anaknya seperti Jalaluddin dan diberkati ibu yang memelihara singa,. Jika saya memiliki anak seperti Jalaluddin, saya akan..

Uzbek-Turkish TV series 'Mendirman Jaloliddin' - Ada koleksi baru nih gaiis, yup judulnya Mendirman Jaloliddin. Ini akan memasuki jejeran serial sejarah islam yang wajib ditonton. selain karena membahas sejarah islam, drama ini merupakan hasil kerjasama dua negara Muslim, yakni Turki dan Uzbekistan.

Uzbek-Turkish TV series 'Mendirman Jaloliddin'


Menteri Kebudayaan Uzbekistan, Ozodbek Nazarbekov yang memberikan ide utama atas serial spektakuler ini, menggandeng langsung Nazar Eshanqul sebagai penulis naskah serta sutradara dan produser terkenal Mehmet Bozdağ.

sebelumnya Mehmet Bozdağ telah berhasil menjadi pusat perhatian karena serial Ertuğrul Ghazi yang telah ditonton di 85 negara dengan jumlah lebih dari 2 milyar penonton dan serial Kuruluş Osman . 

proyek ini membawa anggaran sebesar 7juta Dolar dan disponsori langsung oleh Finance Bank Uzbekistan, Best Organizer LLC dan Bozdag Film, Pejabat pemerintah Turki dan Uzbekistan pun turut serta dalam upacara presentasi, dan mereka diperlihatkan sorotan utama dari drama tersebut. Semuanya sangat terkesan dan mengapresiasi usaha kedua negara muslim tersebut.

Mendirman Jalolidin adalah kisah nyata seorang pria berhati singa, Jalaluddin Khwarizm Shah, yang merupakan penghalang di jalan Jenghis Khan.

Mehmet Bozdağ dan timnya memerankan drama tersebut sambil menciptakan latar belakang yang nyata. Mereka membangun istana Khawarizm Shah di atas lahan seluas 3.500 meter persegi.

Banyak jalan, rumah hunian dan pasar yang besar dibangun untuk mencerminkan suasana abad ke-13 yang diciptakan oleh Perusahaan Film Bozdag dengan bantuan 1.200 pekerja.

Jalaluddin Khwarizm Shah adalah seorang penguasa Muslim dan penghalang di jalan Jenghis Khan. Kami mengenalnya sebagai singa dari Khawarizm Sultan.

Genghis Khan mengatakan kata-kata ini tentang dia:

“Berbahagialah ayah yang anaknya seperti Jalaluddin dan diberkati ibu yang memelihara singa,. Jika saya memiliki anak seperti Jalaluddin, saya akan menaklukkan dunia,”.

Alauddin Muhammad Khwarizm Shah adalah ayahnya yang dengan cepat mengambil keputusan yang keliru. Sultan Alauddin-lah yang disalahkan atas serangan Mongol terhadap umat Islam karena dia membunuh tiga duta besar Jenghis Khan yang bertentangan dengan nasihat putranya. Setelah itu Genghis Khan meninggalkan Cina dan menyerbu Khwarizm.

periode itu masih sama ketika Süleymanşah, ayah dari Ertugrul ghazi, bermigrasi dari Khwarizm ke Anatolia karena serangan Mongol terhadap suku-suku Muslim pada 1219M. 

Genghis Khan menyerang Khwarizm dengan sekuat tenaga, Jalaluddin ingin berperang dengan pasukan Genghis Khan, tetapi ayahnya tidak setuju.

Pada awalnya sultan Alauddin Muhammad berpikir pasukan Genghis Khan harus dilemahkan dalam pertempuran di Samarkand dan Bukhara, setelah itu kami akan menyerang dan melenyapkan mereka. Tapi strategi ini gagal total. Genghis Khan menyerbu dan menghancurkan Samarkand, dan tidak ada yang tertinggal selain mayat. Hal yang sama terjadi dengan Bukhara.

Melihat semua ini pangeran Jalaluddin merasa sedih, dan dia mengumpulkan pasukannya untuk mengalahkan orang Mongol. Dia adalah penguasa pertama yang bertarung melawan Genghis Khan dan pernah mengalahkannya. Jalaluddin pergi melalui India dan mencapai sungai Indus dimana lagi-lagi dia menghadapi tentara Mongol. Jalaluddin sendirian dan pasukannya terlalu sedikit. Dia terus meminta bantuan dari penguasa Muslim lainnya, tetapi tidak ada yang setuju untuk membantunya.

Wakil komandan tentara Mongol yang menyerang Jalaluddin di Isfahan adalah prajurit Bayju Noyan yang kemudian menjadi komandan Anatolia pada 1241 dan menyerbu Seljuk. Kemudian Jalaluddin mencapai Tabriz, dari mana dia menulis surat kepada tiga kekuatan utama dunia Muslim; Seljuk di Anatolia, Khalifah Abbasiyah di Baghdad, dan Ayubiyah di mesir untuk meminta bantuan melawan Mongol. Dia terus menjelaskan bahwa Mongol adalah ancaman nyata bagi Muslim, tetapi tidak ada yang mendengarkannya. Mereka semua bertekad untuk membalas Jalaluddin atas kelalaian ayahnya, sultan alauddin muhammad.

Dia begitu tertekan oleh kekalahan ini sehingga dia meninggalkan pasukannya sendirian dan berdiri sendirian di pegunungan bersalju dekat Diyarbakir. Dia menghilang dalam badai salju dan sejak itu tidak ada yang menemukannya. Bangsa Mongol mencari di setiap sudut dunia untuk menemukannya dan juga membunuh banyak orang karena mereka mengira dia adalah Jalaluddin.



Mau support lewat mana?

Terbantu dengan artikel ini? Ayo balas dengan Support Kami. Tekan tombol merah!

Posting Komentar

© ARMAILA.com. All rights reserved. Developed by Saifullah.id