Ketika Prancis Membuat Drama Komedi Rasul, dan Sikap Tegas Abdul Hamid II

Ketika Prancis Membuat Drama Komedi Rasul, dan Sikap Tegas Abdul Hamid II

Pada akhir 1800-an, Sultan Abdülhamid II —pemimpin kuat terakhir Utsmani— mengetahui bahwa ada drama komedi tentang kehidupan Nabi Muhammad ﷺ yang dipertunjukkan di sebuah teater di Paris, Prancis. Seorang seniman bernama Marquis de Bouine yang merupakan salah satu anggota The Académie Française yang memiliki ide tersebut. Ia sudah menyiapkan siapa pemeran lucu yang akan berperan sebagai Nabi Muhammad.
Sebagai pemimpin dari negara muslim terbesar saat itu, bagi beliau ini adalah penghinaan yang tak tertahankan terhadap Islam yang ingin diakhiri oleh Sultan Abdülhamid II. Beliau menulis surat ultimatum kepada pemerintah Prancis, memberi tahu pada mereka bahwa beliau ingin pertunjukan drama itu diberhentikan segera sebelum memicu kemarahan Umat Islam.

Setelah menerima surat ultimatum dan membahas masalah tersebut, pemerintah Prancis tidak hanya mengakhiri drama tersebut, mereka bahkan juga mengasingkan banyak aktor drama tersebut ke Inggris untuk menenangkan hati Sultan.

Setelah beberapa waktu, Sultan mengetahui bahwa drama penghinaan yang sama akan mulai dimainkan di London. Sultan Abdülhamid II menanggapi berita ini dan menulis surat kepada pemerintah Inggris dengan ultimatum serupa, dan memberi tahu mereka bahwa pertunjukan itu baru-baru ini dilarang di Prancis.  Pemerintah Inggris menanggapi surat Sultan dengan menyatakan "Ini bukan Prancis.  Kami memiliki kebebasan di perbatasan kami."

Setelah menerima surat ini, Sultan Abdülhamid II menulis tanggapan yang cukup keras kepada Inggris dan menyatakan: “Nenek moyang saya memberikan nyawa mereka tanpa ragu demi kebaikan Islam. Dalam urusan ini, saya dengan tegas akan menyiapkan perintah kepada seluruh Umat Muslim di seluruh dunia dan memberi tahu mereka tentang sikap angkuh dan kepongahan anda jika terus melanjutkan dan membiarkan drama tidak sopan ini terjadi. Anda perlu mempertimbangkan apa akibat besar atas keputusan yang anda perbuat!"

Apa yang terjadi?

Inggris, yang memiliki hubungan diplomatik yang serius dengan Sultan Abdülhamid II memiliki wawasan mendalam tentang kepribadiannya. Mereka menyadari bahwa kata-katanya bukanlah ancaman kosong, dan akhirnya mereka segera mengakhiri sandiwara itu.

Sumber :

1. Osmanlı’ dan Torunlarına Yol Rehberi, karya Tekin Kilinc
2. Biografi Sultan Abdul Hamid II, Dr Ali Muhammad Ash Shalabi

3. السّلطان عبد الحميد يمنع عرض مسرحية مُسيئة في أوروبا, د. مصطفى الستيتي


Mau support lewat mana?

Terbantu dengan artikel ini? Ayo balas dengan Support Kami. Tekan tombol merah!

Posting Komentar

© ARMAILA.com. All rights reserved. Developed by Saifullah.id