BANGSA MONGOL DAN DINASTI ILKHAN - MASA KEMUNDURAN (1250 1500 M) | Sejarah Peradaban Islam [SPI Badri Yatim]

Sejarah Peradaban Islam [SPI Badri Yatim] - BANGSA MONGOL DAN DINASTI ILKHAN - MASA KEMUNDURAN (1250 1500 M) | Jatuhnya kota Baghdad pada tahun 1258 M ke tangan bangsa Mongol bukan saja mengakhiri khilafah Abbasiyah di sana, tetapi juga merupakan awal dari masa kemunduran politik dan peradaban Islam, karena Baghdad sebagai pusat kebudayaan dan peradaban Islam yang sangat kaya dengan khazanah ilmu pengetahuan itu ikut pula lenyap dibumi hanguskan oleh pasukan Mongol yang dipimpin Hulagu Khan.  

BANGSA MONGOL DAN DINASTI ILKHAN - MASA KEMUNDURAN (1250 1500 M) | Sejarah Peradaban Islam [SPI Badri Yatim]

Bangsa Mongol berasal dari daerah pegunungan Mongolia, yang membentang dari Asia Tengah sampai ke Siberia utara, Tibet Selatan, dan Manchuria Barat serta Turkistan Timur. Nenek moyang mereka bernama Alanja Khan, yang mempunyai dua putra kembar, Tatar dan Mongol. Kedua putra itu melahirkan dua suku bangsa besar, Mongol dan Tartar. Mongol mempunyai anak bernama Ilkhan, yang melahirkan keturunan pemimpin bangsa Mongol di kemudian hari


Dalam rentang waktu yang sangat panjang, kehidupan bangsa Mongol tetap sederhana. Mereka mendirikan kemah-kemah dan berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain, menggembala kambing dan hidup dari hasil buruan. Mereka juga hidup dari hasil perdagangan tradisional, yaitu mempertukarkan kulit binatang dengan binatang yang lain, baik di antara selama mereka maupun dengan bangsa Turki dan Cina yang menjadi tetangga mereka. Sebagaimana umumnya bangsa nomad, orang-orang Mongol mempunyai watak yang kasar, suka berperang, dan berani menghadang maut dalam mencapai keinginannya. Akan tetapi, mereka sangat patuh kepada pemimpinnya. Mereka menganut agama Syamamah (Syamanism), menyembah bintang-bintang, dan sujud kepada matahari yang sedang terbit.

Kemajuan bangsa Mongol secara besar-besaran tejadi pada masa kepemimpinan Yasugi Bahadur Khan. Ia berhasil menyatukan 13 kelompok suku yang ada pada waktu itu. Setelah Yasugi meninggal, putranya, Timujin yang masih berusia 13 tahun tampil sebagai pemimpin. Dalam waktu 30 tahun, ia berusaha memperkuat angkatan perangnya dengan menyatukan bangsa Mongol dengan suku bangsa lain, sehingga menjadi satu pasukan yang teratur dan tangguh. Pada tahun 1206 M, ia mendapat gelar Jengis Khan, Raja Yang Perkasa. Ia menetapkan suatu undang-undang yang disebutnya Alyasak atau Alyasah, untuk mengatur kehidupan rakyatnya. Wanita mempunyai kewajiban yang sama dengan laki-laki dalam kemiliteran. Pasukan perang dibagi dalam beberapa kelompok besar-kecil, seribu, dua ratus, dan sepuluh orang. Tiap-tiap kelompok dipimpin oleh seorang komandan. Dengan demikian bangsa Mongol mengalami kemajuan pesat di bidang militer. 

Setelah pasukan perangnya terorganisasi dengan baik, Jengis Khan berusaha memperluas wilayah kekuasaan dengan melakukan penaklukan terhadap daerah-daerah lain. Serangan pertama diarahkan ke kerajaan Cina. ia berhasil menduduki Peking tahun 1215 M. Sasaran selanjutnya adalah negeri-negeri Islam.


Pada tahun 606 H/1209 M, tentara Mongol keluar dari negerinya dengan tujuan Turki dan Ferghana, kemudian, terus ke Samarkand. Pada mulanya, mereka mendapat perlawanan berat dari penguasa Khawarizm, Sultan Ala Al-Din di Turkistan. Pertempuran berlangsung seimbang. Karena itu, masing-masing kembali ke negerinya‘. Sekitar sepuluh tahun kemudian, mereka masuk Bukhara, Samarkand, Khurasan, Hamadzan, Quzwain, dan sampai ke perbatasan Irak. Di Bukhara, ibu kota Khawarian mereka kembali mendapat perlawanan dari Sultan Ala Al-Din, tetapi kali ini mereka dengan mudah dapat mengalahkan pasukan Khawarizm. Sultan Ala Al-Din tewas dalam pertempuran di Mazindaran tahun 1220 M. Ia digantikan oleh putranya, Jalal Al-Din yang kemudian melarikan diri ke India karena terdesak dalam pertempuran di dekat Attock tahun 1224 M. 

Dari sana pasukan Mongol terus ke Azerbaijan. Di setiap daerah yang dilaluinya, pembunuhan besar besaran terjadi. Bangunan-bangunan indah dihancurkan, sehingga tidak berbentuk lagi, demikian juga isi bangunan yang sangat bernilai sejarah. Sekolah sekolah, masjid-masjid, dan gedung gedung lainnya dibakar.

Pada saat kondisi fisiknya mulai lemah, Jengis Khan membagi wilayah kekuasaannya menjadi empat bagian kepada empat orang putranya, yaitu Juchi, Chagatai, Ogotai, dan Tuli. Chagatai berusaha menguasai kembali daerah-daerah Islam yang pernah ditaklukkan dan berhasil merebut Illi, Ferghana, Ray, Hamazan dan Azerbaijan. Sultan Khawarizm, Jalal Al-Din berusaha keras membendung serangan tentara Mongol namun, Khawarizm tidak sekuat dulu. Kekuatannya sudah banyak terkuras dan akhirnya terdesak. Sultan melarikan diri. Di sebuah daerah pegunungan ia dibunuh oleh seorang Kurdi. Dengan demikian, berakhirlah kerajaan Khawarizm. Kematian Sultan Khawariamsyah ltu membuka jalan bagi Chagatai untuk melebarkan sayap kekuasaannya dengan lebih leluasa 

Saudara Chagataimn Khan menguasai Khurasan. Karena kerajaan-kerajaan Islam sudah terpecah belah dan kekuatannya sudah lemah. Tuli dengan mudah dapat menguasai Irak. la meninggal tahun 654 H/1256 M dan digantikan oleh putranya, Hulagu Khan.


Pada tahun 656 H11258 M, tentara Mongol yang berkekuatan sekitar 200.000 orang tiba di salah satu pintu Baghdad. Khalifah Al-Mu'tashim, penguasa terakhir Bani Abbas di Baghdad (1243 1258), betul-betul tidak mampu membendung topan tentara Hulagu Khan. Pada saat kritis tesebut, wazir khilafah Abbasiyah. Ibn Al-'Alqami ingin mengambil kesempatan dengan menipu khalifah; Ia mengatakan kepada khalifah. Saya telah menemui mereka untuk perjanjian damai. Raja (Hulagu Khan) ingin mengawinkan anak perempuannya dengan Abu Bakr. putra khalifah. Dengan demikian,Hulagu Khan akan menjamin posisimu. la tidak menginginkan sesuatu kecuali kepatuhan. sebagaimana kakek kakekmu terhadap sultan-sultan Seljuk.

Khalifah menerima usul itu. Ia keluar bersama beberapa orang pengikut dengan membawa mutiara, permata, dan hadiah-hadiah berharga lainnya untuk diserahkan kepada Hulagu Khan. Hadiah hadiah itu dibagi-bagikan Hulagu kepada para panglimanya. Keberangkatan khalifah disusul oleh para pembesar istana yang terdiri dari ahli fiqih dan orang-orang terpandang. Tetapi, sambutan Hu lagu Khan sungguh di luar dugaan khalifah. Apa yang dikatakan wazirnya 'ternyata tidak benar. Mereka semua, termasuk wazir sendiri, dibunuh dengan leher dipancung secara bergiliran. Dengan pembunuhan yang kejam ini, berakhirlah kekuasaan Abbasiyah di Baghdad. Kota Baghdad sendiri dihancurkan rata dengan tanah, sebagaimana kota-kota lain yang dilalui tentara Mongol tersebut. 

Walanpun sudah dihancurkan, Hulagu Khan memantapkan kekuasaannya di Baghdad selama dua tahun, sebelum melanjutkan gerakan ke Syria dan Mesir. Dari Baghdad, pasukan Mongol menyeberangi sungai Euprat menuju Syria, kemudian, melintasi Sinai, Mesir. Pada tahun 1260 Ni mereka berhasil menduduki Nablus dan gaza. Panglima tentara Mongol, Kitbugha, mengirim utusan ke Mesir. meminta supaya Sultan Qutuz yang menjadi raja kerajaan Mamalik di sana menyerah. Permintaan itu ditolak oleh Qumz. bahkan, utusan Kitbugha dibunuhnya.

Tindakan Qumz ini menimbulkan kemarahan di kalangan tentara MongoL Kitbugha kemudian melintasi Yordania menuju galilie. Pasukan ini bertemu dengan pasukan Mamalik yang dipimpin langsung oleh Qutuz dan Baybtas di 'Ain ]alut. Pertempuran dahsyat terjadi, pasukan Mamalik berhasil menghancurkan tentara Mongol, 3 September 1260 M. 

Baghdad dan daerah-daerah yang ditaklukkan Hulagu selanjutnya diperintah oleh dinasti Ilkhan. Ilkhan adalah gelar yang diberikan kepada Hulagu. Daerah yang dikuasai dinasti ini adalah daerah yang terletak antara Asia Kecil di Barat dan India. di timur, dengan ibu kotanya Tabriz. Umat Islam, dengan demikian, dipimpin oleh Hulagu Khan, seorang raja yang beragama Syamanism. Hulagu meninggal tahun 1265 M dan diganti oleh anaknya,Abaga(126S-1282M) yang masuk kristen. Baru rajanya Yang ketiga. Ahmad Teguder (1282-1284 M) yang masuk Islam. Karena masuk Islam, Ahmad Teguder ditantang oleh pembesar pembesar kerajaan yang lain. Akhirnya. ia ditangkap dan dibunuh oleh Arghun yang kemudian menggantikannya menjadi raja (1284-1291 M). Raja dinasti Ilkhan yang keempat ini sangat kejam terhadap umat Islam. Banyak di antara mereka yang dibunuh dan diusir. 

Selain Teguder, Mahmud ghazan (1295-1304 M), raja yang ketujuh, dan raja-raja selanjutnya adalah pemeluk agama Islam. Dengan masuk Islamnya Mahmud ghazan -sebelumnya beragama Budha-lslam meraih kemenangan yang sangat besar terhadap agama Syamanisme. Sejak itu pula, orang-orang Persia mendapatkan kemerdekaannya kembali.

Berbeda dengan raja-raja sebelumnya,ghazan mulai memperhatikan perkembangan peradaban. Ia seorang pelindung ilmu pengetahuan dan sastra. Ia amat gemar kepada kesenian, terutama arsitektur dan ilmu pengetahuan alam seperti astronomi, kimia, mineralogi, metalurgi, dan botani. Ia membangun semacam biara untuk para darwis, perguruan tinggi untuk mazhab Syafi'i dan Hanafi, sebuah perpustakaan, observatorium, dan gedung-gedung umum lainnya. Ia wafat dalam usia muda, 32 tahun dan digantikan oleh Muhammad Khudabanda Uljeitu (1304-1317 M), seorang penganut syi'ah yang ekstrem. Ia mendirikan kota raja Sultaniyah, dekat Zanjan. Pada masa pemerintahan Abu Sa'id (1317-1335 M), pengganti Muhammad Khudabanda, terjadi bencana kelaparan yang sangat menyedihkan dan angin topan dengan hujan es yang mendatangkan malapetaka. Kerajaan Ilkhan yang didirikan Hulagu Khan ini terpecah belah sepeninggal Abu Sa’id. Masing masing pecahan saling memerangi. Akhimya, merekasemua ditaklukkan oleh Timur Lenk.



Mau support lewat mana?

Terbantu dengan artikel ini? Ayo balas dengan Support Kami. Tekan tombol merah!
© ARMAILA.com. All rights reserved. Developed by Saifullah.id