Abdi Negara [Aparatur Sipil Negara] | ASN

Abdi Negara [Aparatur Sipil Negara] | ASN - Nenek adalah seorang pejuang. Kami para cucu selalu terinspirasi setiap kali beliau bercerita tentang pengalaman masa2 perjuangan merebut kemerdekaan.

Perjuangan itu tidak seperti perang2 heroik dalam film barat. Ia adalah perjalanan yg teramat panjang. Penuh liku, pengorbanan, penderitaan, air mata & darah.

abdi negara pengertian abdi negara dan contohnya  abdi negara pns  abdi negara tni  abdi negara couple  abdi negara polisi  daftar abdi negara  tentara abdi negara  abdi negara logo

Darah & jiwa pejuang itu sangat kental dalam keseharian nenek, terbawa dalam setiap pikiran & tindakan beliau.

Adapun ayah -menantu nenek- dulu kuliah di sebuah kota di Jawa Timur. Ia pulang ke kota kecil kami sebelum selesai. Memenuhi permintaan nenek kami yg lain, ibunya ayah.

Ayah kemudian kuliah di Akademi Pemerintahaan Dalam Negeri (APDN) & menjadi pegawai negeri.

Setelah ditugaskan di beberapa daerah, ayah akhirnya kembali ke kota kami, sampai pensiun.

Meskipun beliau adalah tokoh masyarakat & pejabat yg disegani di kota kami, ayah adalah sosok rendah hati & sederhana.

Di rumah kami, hampir setiap malam ada tamu. Masyarakat dari berbagai kalangan, suku, rasa & agama datang. Tidak jarang sampai tengah malam.

Ada yg sekedar bersilaturrahmi. Namun banyak yg bekeluh kesah. Menyampaikan masalah, meminta pertolongan.

Meskipun tidak jarang hidup dalam prihatin, ayah tidak pernah memanfaatkan jabatannya demi materi. “Tidak pernah terpikir untuk itu,” katanya.

Beliau juga tidak tertarik dg jabatan. Banyak yg meminta & ingin mengusulkan menjadi kepala daerah. Tapi ia menolak.

Hidup di tengah masyarakat yg tanpa sekat membuatnya bahagia. Baginya banyak cara mengabdi.

Banyak kesamaan antara nenek & ayah. Kesederhanaan, kejujuran, kecintaan & empati mereka terhadap masyarakat.

Di suatu malam, ketika kami menonton tv yg menampilkan kemiskinan, nenek memberikan nasehatnya.

Rakyat itu mungkin sering merepotkan. Terlihat banyak maunya. Terlihat bodoh, tidak penting, kampungan. Tetapi mereka itulah yg sebenarnya menggaji para pegawai negeri. Pemerintah ada karena mereka ada”.

Hal senada juga beberapa kali disampaikan ayah kepada dua kakak kami yg kemudian mengikuti jejak beliau menjadi pegawai negeri. Kedua kakak yg juga kami kagumi karena kejujuran & kesederhanaannya.

Nenek & ayah yg selalu kami rindukan itu telah lama pergi. Mereka adalah pahlawan kami. Berbagai keteladanan yg mereka berikan membekas dalam di hati.

Tentang bersikap adil, kejujuran, kesederhanaan & pengabdian. Tentang cara mencintai Indonesia, tanpa pamrih & ambisi pribadi.



Mau support lewat mana?

Terbantu dengan artikel ini? Ayo balas dengan Support Kami. Tekan tombol merah!
© ARMAILA.com. All rights reserved. Developed by Saifullah.id