Expedisi Memburu Buron van Daalen 2015 Tanoh Gayo
Advertisement

Penawaran Terbatas! Paket Data 25GB Hanya Rp 90.000
Dapatkan kuota besar 25GB untuk semua nomor AS, Loop, dan simPATI hanya dengan Rp 90.000, berlaku selama 30 hari! Internet lancar tanpa khawatir kehabisan kuota, cocok untuk streaming, gaming, dan browsing sepuasnya!
Aktifkan sekarang dan nikmati kebebasan internet!
Read More Beli Paket
Advertisement
Armaila.com | Expedisi Memburu Buron van Daalen 2015 Tanoh Gayo - Berikut ini adalah sebuah tulisan yang admin ambil dari coretan tangan seorang tokoh di tanoh gayo, Iwan Gayo. dalam tulisan di wall facebook tersebut beliau paparkan banyak hal tentang kejadian di tanoh gayo pada tahun 1904. Semoga hasil ekspedisi beliau ini banyak diketahui oleh urang Gayo. Berikut pemaparan beliau.
GAYOKU SAYANG GAYOKU MALANG 1904
Lima bulan mencari,
mengunjungi dan mewawancarai anak-cucu-buyut, "korban selamat" dari
pembantaian Brigade Marsose Nasrani Belanda, pimpinan overste van Daalen
1904, saya bersaksi, bahwa seluruh anggota suku bangsa Gayo pedalaman,
saat ini setelah 70 tahun merdeka, berada dalam situasi sulit dan
sangat memprihatinkan.
Dengan properti GPS, Camera, seorang ahli geography, kami melakukan mapping dan tracking menelusuri rimba, lembah, gunung, dan sungai untuk mencari posisi koordinat domisili "Korban Selamat" kejahatan Pemerintah Kolonial "Nederland Indie", yang telah membantai 7,000 orang Gayo yang lemah (anak, wanita dan orangtua).
Berikut adalah laporan wartawan purnawirawan HM Iwan Gayo (63
tahun), Komandan Expedisi Memburu Buron van Daalen 2015, ysng
berkeliling, mencari tahu keberadaan para anak-cucu-buyut pengungsi Gayo
yg sayang dan malang itu.
1. GAYO di Langkat, provinsi SUMUT, 30 -
50 km dari Stsbat, di sepanjang aliran sungai Besitang, dan Sekundur, di
desa Aras Napal, Pante Buaya, Pante Gadung, Bukit Emas, Tunging Anjing
dsbnya ; gara-gara tanam kacangm Usman ditangkap dan dipenjarakan di
kota Medan oleh Polhut Taman Nasional Gunung Leuser, pimpinan anak Gayo
bernama Andi Basrul. Tanah Pertanian rakyat Gayo sejak 1904 dirampas
UNESCO lewat TN Gunung Leuser, yang kejam dan tidak ber-pri kemanusiaan.
2. GAYO di Aceh Tamiang, ACEH, 15 - 30 km dari ibukota Kuala Simpang,
di sepanjang sungai Tamiang ; di desa Kalul, Serkil, Babo, Atu
Bedulang, Bener Kelipah, Ranto Mayang, Melidi, Tampur Paloh, Tampur Bur
dsbya ; masih sangat tertinggal dan terisolasi karena jalan becek,
berkubang, dan sebagian hanya bisa dijangkau dengan perahu.
3. GAYO
di Aceh Timur, 80-an km dari ibukota Idie Rayek; di desa Penarun,
Kuala Panguh, Bunin, Mesir, Rampah, Jering, Sengkuelen, Terujak, Lelis
Lukup dsbnya. sampai kini masih terisolasi. Sudah 5 tahun dibangun
Tower BST, tetapi sinyal tidak tidak diberikan sampai2 Kades Kuala
Pangoh Tengku Berlian bikin pernyataan di lintasgayo.co; "Sudah 70
merdeka, Gayo di Lukup Serbejadi merasa belum pernah menikmati
kemerdekaan". Sawah di Bedari, Agustus 2015, dirampas kawanan Gajah yg
lapar karena Pemerintah memberi konsesi ribuan hektar untuk kapitalis
PTP dan swasta yg rakus.
4. GAYO di Aceh Utara, 30-40 km dari Lhok
Nibung/Biren Bayen; di desa Wonosari, Arul Kul, Arul Punti, Arul Labu,
Arul Kul, Arul Tiro, Arul Kenyeren, Belang Tualang dsbnya; sejak merdeka
masih sangat terbelakang karena infrastruktur yg buruk. Panenan hasil
tani tidak dapat dipasarkan, hama penyakit tanaman merusak coklat dan
gagal panen tetapi penyuluh pertanian kabupaten tak datang menolong. Ada
orang Gayo yg buta huruf dan ada yg makan nasi sehari sekali.
5.
GAYO di Aceh Utara, 20 -30 km dari Lhok Sukon-Cut Girik; Tanah Merah,
Lubuk Pusaka, Robik, Sejudu, Sarah Panyang, Sarah Gele, Ranto Panyang,
Sejuk dsbnya; yaitu tanah Gayo, milik administrasi Kec. Samar Kilang,
Kab, Bener Meriah, dari mana 26 sumur Gas disedot (Termasuk Gas Arun yg
tersohor) tanpa perduli nasib suku bangsa Gayo yang tertindas oleh
kekayaan alamnya, oleh penjajah ekonomi (Mobil Oil, Exon, Triangle
Energi, Pertamina dsbnya). Jembatan ponton yg roboh 4oboh banjir bandang
2006 tak ada yg peduli, mereka menggunakan rakit/getek milik warga
untuk seberangkan logistik dan karyawan perusahaan minyak dan gas
nasional dan internasional yg zalim itu. Kawanan Gajah merebut dan
merumput tanaman rakyat Gayo setempat. Ada kelaparan dan ada warga buta
huruf disini.
Demikiankah laporan singkat saya. Maka, apabila
kami berpendapat bahwa apabila anak suku bangsa Gayo, di dataran tinggi
Tanah Gayo (Pemisahan Etnis secara Antrophologis Budaya ; Van Vollen
Hoven), yang budayanya menjadi milik dunia (UNESCO ; SAMAN GAYO, 24
November 2012), meminta Pemerintah RI memberi administrasi
pemerintahan setingkat provinsi kepada bangsa Gayo...., apakah ada
mudharatnya ???
Bukankah bangsa Gayo pada tahun 1948 telah menyelamatkan proklamasi kemerdekaan RI dengan memberikan istana di Burni Bius kepada Presiden Darurat Mr. Syafruddin Prawiranegara, dan Radio Perjuangan di Rime Raya !? Delapan bulan dalam lindungan Tentara Meslimin Gayo, akhirnya RI dapat dipertahankan karena Belanda tak berani masuk ke Dataran Tinggi Tanah Gayo, yang dikawal ketat oleh prajurit Gayo yg "Sakti Mandraguna" dan "Gagah Perkasa".
Bukankah bangsa Gayo pada tahun 1948 telah menyelamatkan proklamasi kemerdekaan RI dengan memberikan istana di Burni Bius kepada Presiden Darurat Mr. Syafruddin Prawiranegara, dan Radio Perjuangan di Rime Raya !? Delapan bulan dalam lindungan Tentara Meslimin Gayo, akhirnya RI dapat dipertahankan karena Belanda tak berani masuk ke Dataran Tinggi Tanah Gayo, yang dikawal ketat oleh prajurit Gayo yg "Sakti Mandraguna" dan "Gagah Perkasa".
Aceh sudah
ditaklukkan Belanda pada tahun 1873 dan selama 27 tahun telah membangun
500 km rel KA rute Kotaraja -Besitang, sudah membangun jalan raya,
perkebunan karet, dan mendatangkan buruh kontrak dari pulau Jawa dan
Daratan China. Tetapi untuk masuk ke Gayo, yg belum tertaklukkan,
Belanda perlu mengirim intelijen Yahudi bernama Snouck Hurgronje
tahun1900, yang pura-pura masuk Islam dan belajar Islam selama 6 tahun
di Mekkah,...setelah lebih seperempat abad Belanda mencengkram Aceh.
Maka dengan konsep kejam, tempo setahun menyelidik Gayo, Snouck
membisikkan bahwa bangsa Gayo harus dimusnahkan. Anjuran Snouck, si anak
"jadah", hasil selingkuh bapak pendeta dan ibu biarawati Katholik
itulah, Gubernur Militer Letjen Van Heuz, menugaskan Letkol van Daalen
expedisi genosida dengan membantai 7,000 lebih anak suku bangsa Gayo,
yang malang.
Kepada para pembaca, kami bertanya...., seperti apakah
mustinya gugatan dan tuntutan tanggungjawab Belanda diberkas dan
diajukan ke Mahkamah International ???
Nantikan hasil diskusi
dengan bapak Duski, SH beserta "Seven Wonder Lawyers of Gayo" yang akan
digelar di Oproom bupati Kab, AcehTengah, 11 Oktober 2015 yad.
Sumber : Facebook - Iwan Gayo
Advertisement