China Town di Kota Syari'at

China Town di Kota Syari'at - "refleksi toleransi islam dan mereka yang fobia berlebihan"

1) Aceh adalah satu-satunya propinsi dari sekian banyak propinsi yang ada di nusantara Indonesia yang menjadikan Syariat Islam sebagai aturan resmi dalam "negeri"nya.

2) Islam dan Aceh adalah dua keping mata uang yang tidak mungkin dipisahkan. setiap putra asli aceh yang tiba di dunia ini sudah pasti sebagai muslim, begitulah kiraan gambarannya.

3) Dari Aceh pula islam berkambang merayap keseluruh dataran hijau nusantara bahkan hingga menyentuh gundukan tanah emas papua.

China Town di Kota Syari'at


4) Bagi sebagian mereka yang diluar sana melihat Aceh ini mengerikan seperti Afganistan, mencekam seperti suriah yang siap memenggal mereka yang kafir, para wanitanya terjajah dan terkukung.

5) Mungkin sedikit tulisan ini bisa membuka mata mereka yang keliru, mengobati hati mereka yang sakit, dan menentramkan mereka yang prasangka.

6) Datanglah ke Aceh, kita akan berbincang dengan secangkir Sanger Arabica khas kopi Aceh dan diiringi tawa yang lepas.

7) Di kota Banda Aceh ada sebuah daerah yang menjadi komunitas WNI etnis Tionghoa. Peunanyong namanya. sebuah China town di Negeri Syariat.

8) Datang dan bertanyalah kepada mereka yang telah turun temurun tinggal di sana. Seberapa menakutkan hari-hari mereka, seberapa mengerikan ancaman nyawa mereka, seberapa besar diskriminasi yang mereka terima. Datang dan bertanyalah sebelum anda membuat tesis tentang toleransi dalam islam atau mencari muka donatur dengan gugatan Qanun Jinayah.

9) Meskipun kami minoritas, hak yang kami dapatkan sama," kata Sheilisa selaku pengurus Yayasan Perkumpulan Hakka Aceh. bahkan ia menambah "Makanya saya selalu katakan di luar Aceh, kalau mau lihat kerukunan di Aceh, datang dan lihat kerukunan yang terjalin, kami baik-baik saja"

10) Belum cukup sampai disitu, Herman atau Akau seorang pengurus Vihara Dharma Bhakti mengatakan "Tidak ada rintangan kami dalam melaksanakan ritual ibadah kami, tidak ada gangguan sama sekali"

11) Lantas mengapa anda yang diluar sana begitu gerah melihat islam di Aceh atau menyerang intoleransi islam padahal Aceh sudah membuktikannya.

12) Mari melihat hal ini dalam dua perspektif. Perspektif Agama dan Perspektif Sosial Kemanusian.

13) Dalam persekptif agama, bagi kami agama yang paling benar adalah Islam. Tunggal, utuh dan tidak ada duanya. Akidah melarang kami mengakui agama lain benar. walau hari ini banyak pihak yang coba mengaburkannya dengan nalar dan narasi.

14) Dalam literatur kami sebagai muslim, mereka yang diluar Islam kami menyebutkan sebagai "kafir" atau orang yang ingkar. itu adalah bahasa kami, kaedah dan penyebutan dalam agama kami sehingga anda yang diluar sana tidak perlu tersinggung dengan istilah itu.

15) Bagi seorang muslim tuntunan ibadahnya sudah jelas tak perlu diajak melakukan ibadah yang lain dan kamipun tidak mengajak anda yang diluar sana melakukan ibadah seperti yang kami lakukan.

16) Kami di Aceh menghormati ibadah mingguan di Gereja maupun di Vihara. dan kami juga tidak menyeru etnis Tionghoa untuk berkurban memotong kambing atau sapi pada hari raya Idul Adha seperti yang dilakukan oleh seorang pemimpin di kota "ibu negara" negeri ini.

17) Islam dengan syariatnya tegas memerintahkan kami untuk menjaga harta, darah, dan kehormatan orang kafir seperti yang telah kami lakukan di "China Town Aceh" kecuali mereka membuat makar dan menyerang islam.

18) Dalam perspektif sosial kemanusiaan, setiap perilaku baik itu adalah baik dan setiap penyimpangan adalah salah tanpa memandang apa keyakinannya.

19) Kami bersama "para kungfu master" sering duduk satu meja sambil menyeruput teh panas atau tertawa bersama menyaksikan karnaval tujuh belasan.

20) Tidak ada istilah "lebih baik kafir dari pada korupsi" seperti yang dilontarkan oleh orang aneh dari pulau seberang. Istilah yang dengan halus menyerang identitas muslim.

22) Walau pada kenyataannya perampok besar di negeri ini adalah orang-orang dari kaum orang aneh tadi. Mungkin dia lupa atau pura-pura tidak ingat.

21) Jika boleh saya meminta sebutkan satu daerah yang Muslim menjadi mayoritas melakukan diskriminasi hak terhadap minoritas.
tapi dengan mata tertutup dan tangan terikat dengan mudah anda dapati muslim minoritas mengalami diskriminasi dari kaum mayoritas.

22) Selamat datang di kota madani, selamat datang di negeri syariat. Meminjam kata dari bapak berbadan tegap "anda sopan kami segan"

Sumber : Facebook
Oleh : Faisal Ibn Sabi


Mau support lewat mana?

Terbantu dengan artikel ini? Ayo balas dengan Support Kami. Tekan tombol merah!

Posting Komentar

© ARMAILA.com. All rights reserved. Developed by Saifullah.id