Cerpen Islami Kalam Ilahi

cerpen islami romantis kumpulan cerpen islami asma nadia cerpen islami pernikahan cerpen islami lucu cerpen islami helvy tiana rosa cerpen islami terbaru kumpulan cerpen islami cerpen cinta islami Cerpen Islami Tutuplah Auratmu Kawanku Cerpen Islami Kehidupanku di Negeri Setengah Mesir Cerpen Islami Kalam Ilahi
Cerpen Islami Kalam Ilahi | Cukup untuk hari ini. Ku rebahkan tubuh palsu ini ke tumpukan jerami modern. Ku getarkan lisan sambil mengangkat kepala. Tak lama kemudian aku terhenyak dalam kalam-Nya. Semakin jelas irama yang ku dengar. Ku coba kembali masuk ke alamku. Namun, aku gagal. Ku tanggalkan bunga yang ku dapat sebagai perhiasan malam. Ketika ku lihat di atas kaca, butiran kristal turun dari atap kehidupan. Bergegas ku izinkan langkah menuju Raja dan Ratu.
“pak,”
“ada apa le?”
“hujan pak”
“astagfirullah, buk hujan”
“ambil bak le!”
“niki pak”
armaila.com - Cerpen Islami Kalam Ilahi

==================
cerpen islami romantis
kumpulan cerpen islami asma nadia
cerpen islami pernikahan
cerpen islami lucu
cerpen islami helvy tiana rosa
cerpen islami terbaru
kumpulan cerpen islami
cerpen cinta islami
 ==================
Rahmat Sang Pencipta mengejutkan kami di dalam bunga malam, seakan ingin menunjukan bahwa kini saatnya musim jamur berbuah, barisan semut naik, dan warna langit yang teramat indah. Saat terdengar ayam santri mulai berkokok, membuyarkan lamunan keluarga kecil. Bahwa waktu mustajabah telah hinggap di setiap helai pembulu darah dengan mengambil air suci, kami angkat tangan secara ikhlas, menandakan qiyamullail telah dimulai.
“dah le, sampean tidur, kalau masih cape”
“ndak apa pak, bentar lagi dah manjing”
Tak disadari pergantian malaikat malam dengan malaikat pagi telah terjadi, suara merdu ayam duniawi terdengar serentak. Menandakan laporan kepada mpunya jiwa, akan dimulai. Dengungan pembakar syetan teralun dengan indah. Dengan langkah yakin, beratapkan selembar kain. Aku berangkat menuju rumah-Nya.
“mad dingin”
“engge pakde”
“ya syukuri aja, maklum pertama kali. Sudah panggil semua orang”
Setelah turun dari singga sana, saatnya bertolak menuju surgaku. Tak hentinya sang atap meratap, walau kini tak sekeras tadi. Lamanya dingin di waktu pagi, matahari bergerak semu utara, kini berganti. Hingga kenikmatan yang dulu haruslah terpecah.
“le nanti bantu ya”
“engge bu”
“sebelum kamu berangkat mampir ke bang Indra, minta bantuan.”
“siap pak, assalamualaikum”
Ku kayuh kendaraan rapuh ini menuju medan jihad yang karomah. Atap kehidupan pun masih dengan serunya menanamkan manfaat bagi manusia. Sepulangnya dari menimba air, ku bantu kedua orangtua untuk membetulkan papan-papan. Sunggu indah nian hujan pertama di paceklik kemarau.
Cerpen Karangan: Achmad Jahidin Al Ayubi
Facebook: Ahmad Jahidin


Mau support lewat mana?

Terbantu dengan artikel ini? Ayo balas dengan Support Kami. Tekan tombol merah!

Posting Komentar

© ARMAILA.com. All rights reserved. Developed by Saifullah.id