Cerita Motivasi Menjadi Penentu Diri

ARMAILA | Cerita Motivasi Menjadi Penentu Diri - Suatu ketika, ada dua orang sahabat yang  menghampiri sebuah lapak untuk membeli buku dan majalah tepatnya di Lapangan Merdeka Kota Medan. Penjualnya ternyata memilki sifat yang tidak mengenakkan. Ia melayani pelanggannya dengan buruk. Mukanya pun cemberut. Orang pertama dari kedua sahabat itu jengkel menerima layanan seperti itu. Namun Yang mengherankan orang kedua justru tetap enjoy tidak menanggapi sikap penjual itu, bahkan ia bersikap sopan kepada penjual itu. 

Lantas orang pertama itu bertanya kepada sahabatnya, “Hei sobku. Kenapa kamu bersikap sopan kepada penjual yang menyebalkan itu?”

Cerita Motivasi Menjadi Penentu Diri
Sahabatnya menjawab, “Lho, kenapa aku harus mengizinkan dia menentukan caraku dalam bertindak? Kitalah sang penentu atas kehidupan kita, bukan orang lain.”

“Tapi dia melayani kita dengan buruk sekali,” bantah orang sahabatnya. Ia masih merasa jengkel dengan sikap penjual tadi.

“Ya, itu masalah dia. Dia mau bad mood kek, tidak sopan kek, melayani dengan buruk, dan lainnya, toh itu enggak ada kaitannya dengan kita. Kalau kita sampai terpengaruh dengan sikapnya berarti kita membiarkan dia mengatur dan mempengaruhi hidup kita. Padahal kitalah yang bertanggung jawab atas diri sendiri. Bukan orang ini”

Hikmah Cerita Motivasi Menjadi Penentu Diri

Sahabat, Tindakan kita kerap dipengaruhi oleh tindakan orang lain kepada kita. Kalau mereka melakukan hal yang buruk, kita akan membalasnya dengan hal yang lebih buruk lagi. Kalau mereka tidak sopan, kita akan lebih tidak sopan lagi. Kalau orang lain pelit terhadap kita, kita yang semula pemurah tiba-tiba jadi sedemikian pelit kalau harus berurusan dengan orang itu.

Coba renungkan. Mengapa tindakan kita harus dipengaruhi oleh orang lain? Mengapa untuk berbuat baik saja, kita harus menunggu diperlakukan dengan baik oleh orang lain dulu? Jaga suasana hati. Jangan biarkan sikap buruk orang lain kepada kita menentukan cara kita bertindak! Pilih untuk tetap berbuat baik, sekalipun menerima hal yang tidak baik.

“Pemenang kehidupan” adalah orang yang tetap sejuk di tempat yang panas, yang tetap manis di tempat yang sangat pahit, yang tetap merasa kecil meskipun telah menjadi besar, serta tetap tenang di tengah badai yang paling hebat.



Mau support lewat mana?

Terbantu dengan artikel ini? Ayo balas dengan Support Kami. Tekan tombol merah!
© ARMAILA.com. All rights reserved. Developed by Saifullah.id