Bukan Pejuang Biasa

BUKAN PEJUANG BIASA | Pada saat di masa peperangan, di sebuah pelosok desa di Jerman, hadirlah beberapa pasukan berkuda.

Di hari itu mereka ingin merekrut pasukan baru, untuk persiapan Jerman berperang melawan Polandia.

Setiap laki-laki yang usianya dan postur tubuhnya sesuai, langsung dibawa ke pusat kota untuk dilatih.

bukan pejuang biasa quote pahlawan nasional kumpulan kata mutiara pahlawan pejuang cinta sejati kata kata indah pejuang cinta kata kata pahlawan perang caption tentang pahlawan pesan pahlawan quotes pahlawan

Akhirnya dibawalah seorang remaja bernama Mike.
Artikel yang terkait dengan bukan pejuang biasa
quote pahlawan nasional
kumpulan kata mutiara pahlawan
pejuang cinta sejati
kata kata indah pejuang cinta
kata kata pahlawan perang
caption tentang pahlawan
pesan pahlawan
quotes pahlawan
Di penduduk desa itu, mayoritas warganya tidak ada yang bisa membaca, semuanya buta huruf, kecuali Kepala desanya.

Jadi, walaupun di masa itu ada koran yang memberitakan informasi terkini terkait peperangan. Tetap saja tidak ada yang bisa baca.

Selang beberapa bulan kemudian...

Pak kepala desa mulai memberitahukan ke setiap warganya, kalau pasukan yang dibawa dari desa tersebut sudah mulai berperang.

Karena sudah selesai menjalani masa latihan.

Disaat yang sama, terjadi pertempuran di perbatasan Polandia, Negara Jerman menyerang.

Berita ini sampai di telinga ibunya Mike.

Lalu, beberapa hari setelah pertempuran itu berlangsung, setiap pasukan mengirimkan surat kepada keluarganya di desa.

Karena yang bisa membaca tulisan hanya Pak Kepala Desa, maka setiap surat yang datang, selalu dibacakan oleh Pak Kades

Hingga pada akhirnya, surat dari Mike datang. Sang ibunda pun sangat rindu dengan anaknya. Ia tidak sabar ingin mendengar kabar dari anak kesayangannya.

Sampailah Pak Kepala desa menyampaikan apa yang Mike sampaikan dalam surat.

"Bunda, Ketika surat ini saya tulis, saya dalam keadaan sehat.

Meskipun ada sedikit luka di kaki dan tangan, Bunda tidak perlu mengkhawatirkan saya.

Saat ini saya sangat bahagia karena saya dipimpin oleh jendral yang luar biasa. Hebat dan baik hati.

Jadi ceritanya, saat pertempuran berlangsung, kami menyerbu pasukan Polandia.

Dan saat kami lari untuk menyerbu dengan semangat membara, kaki saya terkena jebakan dari pasukan lawan. Rasanya sakit sekali bu. Perih... Potongan bambu menusuk telapak kaki saya.

Kaki saya pun berdarah, sehingga saat terjadi baku tembak, saya hanya menembak sambil posisi tiarap.

Hingga pada akhirnya, Jendral kami memerintahkan untuk mundur dan balik ke Basecamp.

Mendengar perintah itu, saya berjalan dengan pincang, berlari dengan kaki sebelah.

Karena lambat, saya pun tertinggal dari teman yang lainnya. Saya takut bu. Suasana begitu mencekam. Saya tidak bisa membayangkan kalau saya diserbu oleh pasukan lawan karena saya sedang sendirian.

Lalu di kejauhan, saya terkejut karena melihat Jendral saya kembali dengan membawa kuda, mendekati saya, lalu ia membantu saya menunggangi kudanya, akhirnya, kami pun menuju basecamp dengan selamat.

Bukan hanya itu, sesampainya di basecamp, jendral saya langsung yang membersihkan sendiri luka di kaki saya. Mengingat saat itu dokter lain sedang sibuk mengobati pasukan lain.

Bahkan dia tidak jijik dengan telapak kaki saya yang sudah bernanah, tidak hanya itu, dia juga menyuapi makanan saya karena kedua tangan saya luka.

Saya begitu terharu dengan kebaikan sang Jendral bu.

Jadi, dengan cerita ini, semoga bunda tidak khawatir dengan kondisi saya saat ini, karena saya bersama Jendral yang baik luar biasa.

Sampai ketemu lagi bu. Dari anakmu... Mike"

Surat selesai dibacakan....

Pak Kepala desa pun menutup surat dari Mike dengan senyuman karena surat itu bukan ditulis oleh orang lain.

Karena ketika surat itu ditulis oleh orang lain, artinya, yang bersangkutan telah gugur dalam peperangan.

Tapi, mendengar cerita itu, sang Ibu justru malah menagis keras.

"HUAAAAAA....." 😭😭😭😭

Nangisnya pun makin menjadi-jadi.

Dengan heran, Pak Kepala Desa pun bertanya:

"Anak ibu selamat, anak ibu dipimpin oleh jendral yang luar biasa, kenapa ibu justru malah menangis??"

Lalu dengan isak tangis yang masih tersedu-sedu. Sang Ibu menjawab:

"Iya Pak kepala Desa, saya menangis karena saya tidak akan bertemu lagi dengan anak saya." 😭😭😭

"Kenapa bisa begitu bu? " Tanya Pak kepala Desa heran 😒

"Karena dulu, suami saya pun begitu, anakku saat ini mengalami kejadian yang sama seperti mendiang ayahnya.

Bahkan dulu ia luka di punggung, di kaki dan di tangannya, dan ia juga mendapatkan jendral yang sangat maksimal membantu. Sangat baik.

Sehingga suami saya pun tidak pulang karena ia terus membela si Jendral bahkan tidak mau pulang. Ia membela si Jendral sampai ia mati. Hingga hari ini ia tidak kembali " 😭


Mau support lewat mana?

Terbantu dengan artikel ini? Ayo balas dengan Support Kami. Tekan tombol merah!
© ARMAILA.com. All rights reserved. Developed by Saifullah.id