Mengapa Nabi Muhammad Tidak Boleh Digambar

Mengapa Nabi Muhammad Tidak Boleh Digambar

“Ayah, kok aneh sih gambar di sini?” tanya Alif saat sedang membaca komik sejarah Islam.

“Aneh kenapa Lif?” ayah balik bertanya.

“Ini lihat, kenapa gambar Nabi Muhammad di sini cuma bulat aja? Kok nggak ada badannya? Nggak ada wajahnya?”

“Iya Lif, soalnya Nabi Muhammad nggak boleh digambar. Jadinya digambarnya cuma bulat cahaya, di dalamnya biasanya ditulis Muhammad, biar kita yang bacanya tahu.”

“Kenapa nggak boleh digambar Yah?”

“Alif lihat di komik itu. Ada apa di sekitar Kabah Lif?” ayah meminta Alif memperhatikan kondisi Kabah saat di masa sebelum Islam datang.

“Patung Yah, patung berhala ya katanya.”

“Iya itu patung berhala, Lif. Orang-orang Arab Jahiliyah menyembah patung-patung itu. Alif tahu itu patung siapa?”

“Nggak tahu Yah.”

“Dulu, di Kabah ada ratusan berhala. Dari patung-patung itu, ada patung orang-orang soleh Lif. Ada yang namanya Latta, ada juga Uzza. Mereka orang-orang soleh, dihormati, dikagumi. Sehabis mereka meninggal, orang-orang membuatkan patung untuk menghormati mereka. Nah, lama-lama, orang-orang mulai menyembah patung-patung ini.”

“Ooooh, jadi orang-orang baik ya.”

“Nah, kalau Rasulullah dibuat patungnya, atau digambar. Alif bisa membayangkan apa yang mungkin terjadi?”

“Nanti ada yang menyembah Rasulullah, Yah.”

“Anak pintar. Nah, kalau kita mau menghormati Rasulullah, apa yang perlu kita lakukan Lif?”

“Shalawat!” Alif menjawab dengan semangat.

“Betul. Yuk kita shalawat.”

“Allahumma shalli ala Muhammad wa ala ali Muhammad.” Ayah dan Alif pun bersalawat berkali-kali.

Mengapa Nabi Muhammad Tidak Boleh Digambar

Ayah Bunda,

Di Mekkah dulu, hidup seorang lelaki sholeh yang biasa memberi makan untuk jama’ah haji. Namanya Latta. Masyarakat semasa itu sangat menghormati dan mengagumi Latta.

Saat Latta meninggal, masyarakat membuatkan batu yang dipahat. Di atas batu itu, mereka membuatkan rumah.

Lama-kelamaan, mereka menghormatinya berlebihan. Mereka menganggap Latta adalah anak Allah. Latta hanyalah salah satu dari sekitar 360 patung yang ada di sekitar Kabah saat itu.

Dalam surat Nuh ayat 23, Allah berfirman yang artinya, “Jangan sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) tuhan-tuhan kamu dan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) wadd, dan jangan pula suwaa’, yaghuts, ya’uq, dan nasr.”

Ibnu Abbas menafsirkan ayat tersebut, “Mereka ini adalah nama-nama orang sholeh dari kaum Nuh. Ketika mereka meninggal, setan membisikkan kepada kaum mereka agar membuat patung pada majelis-majelis yang biasa mereka tempati dan diberi nama dengan nama mereka. Lalu dilakukanlah oleh kaumnya tersebut dan tidak disembah. Namun ketika mereka meninggal dan ilmu telah dilupakan, disembahlah patung-patung tersebut?”

Rasulullah tidak ingin kita sebagai umatnya berlebihan dalam menghormati beliau. “Janganlah kalian melebihkanku sebagaimana Nasrani melebihkan Isa putra Maryam. Aku hanyalah hamba Allah. Maka katakanlah oleh kalian, hamba Allah dan utusan-Nya.” (HR Bukhari Muslim)

Tidak adanya gambar atau pun patung Rasulullah membuat aqidah kita semua tetap terjaga. Gambar atau pun patung beliau cenderung membuat kita melakukan pengultusan kepada beliau. Pengultusan ini dikhawatirkan menjerumuskan kita menjadi pemujaan kepada Nabi melebihi kepada Allah.

Kita bisa mencintai Rasulullah dengan berbagai cara yang lain. Seperti dengan bershalawat, membaca sirahnya, sampai mempelajari hadits.

Semoga di akhirat kelak, kita semua Rasulullah akui sebagai umat beliau. Aamiin Yaa Rabbal Alamin.


Mau support lewat mana?

Terbantu dengan artikel ini? Ayo balas dengan Support Kami. Tekan tombol merah!

Posting Komentar

© ARMAILA.com. All rights reserved. Developed by Saifullah.id